Menanti Pertemuan Jokowi-SBY dan Isu Kursi Menteri untuk AHY


Jakarta - Presiden ke-6 RI sekaligus Ketum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disebut-sebut bakal bertemu dengan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi). Pertemuan rencananya digelar pada awal Agustus 2019.

Kabar mengenai kemungkinan SBY bertemu dengan Jokowi ini disampaikan Waketum PD Syarief Hasan dalam diskusi bertajuk 'Utak Atik Manuver Elite' di Resto D'Consulate, Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7/2019). Syarief menyebut Jokowi tokoh pertama yang akan ditemui SBY setelah masa berkabung meninggalnya Ani Yudhoyono.

"Tentu akan terjadi komunikasi-komunikasi dengan pertama-tama sekali dengan, maksud saya dengan presiden terpilih (Jokowi) dan itu diyakini akan dapat dilakukan tidak dalam waktu yang lama lagi," sebut Syarief.

Syarief belum menjelaskan secara rinci pertemuan kedua tokoh itu. Syarief berharap pertemuan itu segera terlaksana.

"Dalam waktu dekat akan ada pertemuan yang diharapkan. Sekarang ini sudah tanggal 27 (Juli), ya, katakanlah sekitar Agustus, awal Agustus," sebutnya.

Tak hanya Jokowi, SBY juga disebut bakal bertemu dengan sejumlah tokoh lain. Syarief mengatakan PD kini mulai menjalin komunikasi dengan PDIP hingga Gerindra.

"Kami melakukan komunikasi dengan semua partai partai politik, sebelum Pak SBY melakukan pertemuan resmi. Dengan teman-teman dari PDIP juga akan dilakukan, dengan Gerindra juga komunikasi hampir dipastikan bahwa, bagi Partai Demokrat, posisi mana pun kita itu komunikasi harus tetap kita jalin dan harus kita tingkatkan. Sehingga pada saat final terakhir itu sangat mudah untuk kita mendapat suatu konsensus bersama," ujarnya.

Rencana pertemuan SBY dan Jokowi itu juga muncul di tengah isu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi menteri. Sinyal politik PD bergabung ke pemerintah berulang kali terlihat dalam sejumlah momen politik.

Salah satunya saat AHY bersama keluarga silaturahmi ke Istana pada Lebaran 2019. Selain bersilaturahmi ke Jokowi, AHY juga halalbihalal ke rumah Megawati Soekarnoputri.

Silaturahmi AHY itu juga dianggap memutus ketegangan yang selama ini terjadi antara SBY dan Megawati. Bahkan PD menilai silaturahmi itu sebagai simbol kembangkitan harapan baru.

"Kehadiran kedua putra Presiden ke-6 RI Pak SBY, AHY dan EBY, beserta istri di kediaman Megawati Soekarnoputri telah menampilkan harapan dan cakrawala baru akan masa depan Indonesia," kata Amir Syamsuddin lewat pesan singkat, Jumat (7/6/2019).

Tentang kesiapan AHY menjadi menteri juga diungkapkan oleh Politikus Partai Demokrat, Roy Suryo. Roy menyebut AHY siap menjadi pembantu presiden asalkan Jokowi sendiri yang meminta.

"Sekarang tergantung kalau memang beliau (AHY) diminta bergabung (di jajaran kabinet 2019-2024), menurut saya dia (AHY) juga sangat siap," ujar Roy Suryo, Kamis (11/7/2019).

"Tapi sekali lagi ini tergantung pada Pak Jokowi juga. Karena sebagai presiden terpilih yang nanti akan dilantik 20 Oktober, tentu (Jokowi) sudah memiliki komposisi yang sama," sambungnya.

Roy Suryo juga memberikan sinyal bahwa PD akan bergabung ke pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Itu terlihat dari keharmonisan yang ditunjukkan Demokrat dengan PDIP.

"Kami berterimakasih Menko Puan Maharani juga hadir (di tahlilan Ibu Ani), meskipun itu tidak ada hubungannya dengan politik ya. Tapi kehadiran Mbak Puan itu kan sudah merepresentasikan warna yang lain," sebutnya.

Sementara itu, AHY mengaku enggan berspekulasi bakal diangkat menjadi salah satu menteri Joko Widodo (Jokowi) periode 2019-2024. Meskipun demikian, AHY mengaku siap bila memang dibutuhkan oleh negara dan rakyat.

"Saya tidak ingin berandai-andai. Memang saya juga mendengar banyak spekulasi yang beredar di media massa maupun media sosial. Saya merasa bahwa apa pun yang menjadi peran saya nantinya, jika rakyat dan negara membutuhkan kontribusi generasi muda, tentunya kita siap," kata AHY setelah menghadiri Anugerah KPAI 2019, di MNC Tower, Jakarta Pusat, Jumat (19/7/2019).

Karena itu, AHY mengatakan sebagai warga negara alangkah baiknya memang harus melengkapi diri dengan kemampuan dan pengetahuan. Sebab, menurutnya, sewaktu-waktu bisa saja ada tugas-tugas tertentu.

"Kita tidak pernah tahu apakah ada tugas tertentu tapi bagi saya dimanapun itu, apa pun itu, dalam peran apa pun, kita semua bisa berkontribusi secara positif," ujar AHY. detikcom

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel